Anda belum berhasil juga dalam memburu komet Pan-STARRS? Jangan dulu kecewa, karena masih ada momen terbaik kedua, selain tanggal 10 Maret lalu, dalam mengamati komet ini. Waktu terbaik itu adalah pada tanggal 13 Maret 2013 nanti saat di dekat komet Pan-STARRS ada bulan sabit dan diperkirakan ekor komet akan melengkung sampai ke dekat posisi bulan sabit berada. Akan menjadi foto yang indah jika saatnya nanti Anda bisa memotret keduanya dalam satu citra 🙂
Minggu-minggu ini penduduk Bumi kedatangan salah satu komet paling terang dan ditunggu di tahun ini, yaitu komet C/2011 L4 atau lebih dikenal dengan nama komet Pan-STARRS. Bintang berekor yang pertama kali ditemukan oleh tim astronom di Hawaii, Amerika Serikat dengan teleskop Pan-STARRS pada Juni 2011 ini, berada di dekat Matahari pada 10 Maret 2013 dengan tingkat kecerlangan 0,53 magnitudo. Dengan tigkat kecerlangan yang hampir setara dengan bintang Betelgeuse di rasi Orion itu, menjadikan komet ini dapat diamati dengan mata tanpa bantuan alat. Selain itu, diperkirakan juga komet ini memiliki periode 110.000 tahun sehingga mengamati komet ini pada saat ini bisa jadi merupakan kesempatan emas yang hanya terjadi sekali seumur hidup.
Di Indonesia, waktu terbaik untuk mengamati komet ini adalah sejak awal hingga pertengahan Maret ini. Pada tanggal-tanggal tersebut, komet ini cukup tinggi dan cerlang hingga dapat disaksikan pada petang hari setelah Matahari terbenam hingga sekitar sejam setelahnya. Meskipun komet ini telah melewati titik perihelionnya pada 10 Maret lalu, masih ada kesempatan bagi para pemburu komet di Indonesia hingga akhir minggu ini, khususnya hingga tanggal 13 nanti.
Pada tanggal 11 Maret ini, posisi komet ini sudah berada sekitar empat derajat sebelah Utara posisi terbenam Matahari dengan ketinggian sekitar 15 derajat. Ekor kometnya yang indah akan tampak menjulang ke atas dan agak ke Utara dengan dengan panjang bisa mencapai sekitar lima derajat. Adapun tingkat kecerlangan kometnya sekitar 0,57, yang hanya sedikit di bawah saat komet ini di perihelionnya. Pada tanggal ini posisi komet PanSTARRS berada di rasi Cetus. Di bawah komet, sekitar 7 derajat, ada objek berwarna merah menyala yang saat ini banyak dikaji sebagai “rumah masa depan“ manusia, yaitu planet Mars.
Keesokan harinya, yaitu tanggal 12 Maret, pemburu komet akan disuguhi juga dengan fenomena lain, yaitu bulan sabit paling tipis dan lebih dikenal dengan nama Hilal. Pada tanggal ini, posisi komet adalah pada ketinggian sekitar 14 derajat dan berada di sebelah Utara posisi Matahari terbenam sekitar enam derajat, dengan tingkat kecerlangan sebesar 0,67 magnitudo. Dari posisi komet, Hilal tersebut berada sekitar sepuluh derajat di bawah komet dan sekitar dua derajat di sebelah Utaranya. Karena itu, jika dimungkinkan, pada tanggal ini komet Pan-STARRS, Hilal dan planet Mars dapat dipotret dalam satu citra yang sama.
Jika hal di atas tidak dapat dilakukan, keesokan harinya kesempatan yang lebih baik akan hadir. Pada tanggal 13 Maret, bulan sabit sudah cukup tinggi, yaitu sekitar 14,5 derajat dan akan berada di sebelah Utara dan atas komet. Posisi komet sendiri pada saat Matahari terbenam sudah sedikit menurun dibanding hari sebelumnya, yaitu sekitar 13,5 derajat, dan sudah semakin jauh di sebelah Utara dibandingkan posisi terbenam Matahari pada hari itu, yaitu sekitar 8 derajat. Adapun kecerlangan kometnya menjadi 0,8 magnitudo. Pada hari inilah kesempatan terbaik untuk merekam citra komet dan bulan sabit dalam satu citra yang sama, mengingat ekor kometnya diperkirakan akan melengkung sampai ke dekat posisi bulan sabit berada.
Sebenarnya, hingga beberapa hari sesudah tanggal 13 itu, komet ini masih mungkin untuk diamati. Posisinya sendiri sudah semakin jauh di Utara titik Matahari terbenam dan sudah semakin di dekat horizon. Tingkat kecerlangannya yang sudah semakin jauh menurun dibanding kecerlangan pada hari-hari sebelumnya. Tentu saja kondisi ini akan semakin menyulitkan pengamat untuk mengenali komet Pan-STARRS tersebut.
Karena itu, untuk memburu kesempatan emas mengamati komet Pan-STARRS tersebut diperlukan beberapa persiapan matang. Persiapan paling utama adalah penentuan lokasi pengamatan, yaitu idealnya terbebas dari polusi cahaya dan ke arah horizon Barat tidak terhalang apapun. Jika pun tidak terpenuhi, sebaiknya di sekitar horizon Barat tidak terlalu terang oleh polusi cahaya karena akan menyulitkan proses pengamatan. Terlebih posisi komet yang di dekat horizon dengan langit yang masih agak terang akibat cahaya Matahari yang terbiaskan oleh atmosfer.
Persiapan lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperoleh informasi cuaca yang valid, khususnya prediksi cuaca pada saat pengamatan akan dilakukan. Terlebih, pada bulan-bulan pancaroba sekarang, yang kondisi cuacanya cepat sekali berubah, walaupun hanya dalam hitungan menit. Karena itu, sebaiknya penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan memperhitungkan kemungkinan kondisi cuaca di lokasi tersebut pada saat petang.
Selain kedua hal penting di atas, persiapan lain yang diperlukan adalah alat bantu pengamatan, misalnya binokuler atau teleskop. Hal ini agar dalam keterbatasan waktu yang ada komet Pan-STARRS itu dapat dikenali dengan cepat. Adapun sisa waktunya dapat digunakan untuk merekam citra komet tersebut. Dalam hal perekamannya, kamera DSLR merupakan pilihan terbaik dengan lensa yang digunakan bergantung pada kebutuhan. Jika komet ingin direkam sekaligus dengan pemandangan di horizon Barat atau citra langit senja, lensa dengan panjang fokus kurang dari 200 mm bisa menjadi pilihan. Sebaliknya, lensa dengan panjang fokus lebih dari 200 mm atau bahkan teleskop dapat digunakan jika citra kometnya saja yang akan direkam. Selain itu, perlu diusahakan juga tempat dudukan kamera, misalnya tripod, agar kamera tetap stabil jika diharuskan merekam citra komet dengan kecepatan rana (shutter speed) lebih lama dari 1 detik. Adapun jika ingin melakukan pemotretan dengan hasil akhir berupa penggabungan (stacking) citra-citra dengan kecepatan rana tertentu, sebaiknya digunakan dudukan yang dapat mengikuti gerakan harian komet tersebut.
Setelah semua peralatan dipersiapkan, kini saatnya memasuki medan pengamatan. Sebaiknya pengamatan dilakukan sebelum Matahari terbenam, agar medan pengamatan dikuasai dengan baik dan posisi terbenam Matahari pun diketahui. Titik terbenamnya Matahari itu dapat dijadikan sebagai titik acuan utama dalam mengenali posisi komet Pan-STARRS. Dari titik acuan itu, arahkan pandangan ke atas sekitar 15 derajat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah dengan mengarahkan tangan yang dikepalkan ke depan mulai dari titik terbenam Matahari itu hingga ke posisi komet berada. Dengan asumsi satu kepalan tangan sebesar 5 derajat, maka posisi komet tersebut adalah di kepalan ketiga. Untuk memperkirakan posisi komet pada tanggal 11 dan 12 Maret 2013, arahkan kepalan tangan ke sebelah Utara satu kali. Di situlah posisi komet berada. Pencarian posisi komet ini paling mudah akan terjadi pada tanggal 13 mengingat bulan sabit, yang sudah cukup terang dibanding hari sebelumnya, cukup dekat dengan posisi komet berada.
Jika dalam sepuluh menit pertama setelah Matahari terbenam, komet belum dikenali, sebaiknya jangan dulu kecewa. Sesaat setelah Matahari terbenam, cahaya langit senja masih terang sehingga citra komet akan masih sulit dibedakan dari langit senja. Karena itu, sebaiknya pencarian terus dilakukan sembari menunggu langit agak gelap dan dimungkinkannya untuk mengenali komet. Dalam hal ini, sebaiknya diperhitungkan juga bahwa komet, sebagaimana benda astronomis lainnya, akan terbit dan terbenam. Karena itu setelah beberapa menit, posisinya akan lebih rendah dibandingkan saat Matahari terbenam. Dengan perhitungan kasar satu derajat sebanding dengan empat menit, jika setelah sepuluh menit komet belum dikenali, arahkan pencarian komet ke posisi sekitar 2,5 derajat lebih rendah dibanding posisinya saat Matahari terbenam. Setelah posisi komet diketahui, kini saatnya menikmati keindahan bintang berekor tersebut plus merekam citranya, jika diperlukan.
Sebagai ilustrasi komet Pan-STARRS, pada gambar di bawah ditampilkan citra komet Pan-STARRS yang berhasil dipotret oleh penulis pada tanggal 7 Maret 2013 lalu di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi pengamatan yang dipilih ini, bukanlah lokasi ideal karena terletak di pusat kota Cilacap dan di sebelah Baratnya banyak lampu jalan raya. Karena itu untuk meminimalisir efek polusi cahaya itu dipilih pepohonan sebagai penapisnya. Proses pencarian komet tersebut dilakukan sebagaimana diuraikan di atas, yaitu dengan kepalan tangan saja. Setelah posisi komet diketahui, dilakukanlah perekaman.
Kamera yang digunakan untuk merekam komet Pan-STARRS ini adalah Canon 60D dengan lensa berpanjang fokus 200 mm. Adapun ISO yang digunakan adalah 3200 dengan bukaan lensa (aperture) f/6,3 dan kecepatan rana (shutter speed) 1 detik. Citra komet ini diambil pada pukul 18:46 WIB, yaitu 48 menit setelah Matahari terbenam di lokasi pengamatan.
Berdasarkan perhitungan, saat komet difoto, ketinggiannya sekitar 3,5 derajat dari horizon. Karena itu, dalam citra ini komet, yang berada di tengah foto dan berwarna putih agak kekuningan, hampir terhalang oleh pepohonan. Dalam citra ini pula, arah Utara berada di sebelah kanan citra. Sebagaimana terlihat, ekor komet agak ke sebelah Selatan dan atas. Hal ini menunjukkan bahwa, pada saat difoto, komet berada di sebelah Selatan-atas Matahari, mengingat ekor komet yang selalu menjauhi posisi Matahari.
Selamat berburu komet Pan-STARRS dan semoga langit cerah!